Jakarta
adalah ibu kota Indonesia yang memiliki penduduk terpadat di Indonesia
dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya. Banyak surat kabar yang
memberitakan bahwa kota jakarta berada di tingkat yang mengkhawatirkan Menurut
hasil sensus nasional terakhir, ibu kota dihuni oleh hampir 9,6 juta orang
melebihi proyeksi penduduk sebesar 9,2 juta untuk tahun 2025. Populasi kota ini
adalah 4 % dari total penduduk negara,yaitu sebesar 237.600.000 orang.
Banyak
orang yang datang dari berbagai daerah untuk m
emadati wilayah kota Jakarta.
Sebagian besar diantara penduduk pendatang dari daerah luar tersebut, datang ke
ibu kota tanpa adanya tujuan. Sehingga tidak sedikit masyarakat di Jakarta
tidak memiliki pekerjaan. Akibatnya mereka yang tidak memiliki pekerjaan
tersebut mencoba untuk menghalalkan segala cara untuk bertahan hidup, seperti
mencopet. Jumlah penduduk ditentukan oleh : 1. Angka kelahiran 2. Angka
kematian 3. Perpindahan penduduk, yang meliputi :a. Urbanisasi, b.
Reurbanisasi, c. Emigrasi, d. Imigrasi, yaitu e. Remigrasi, f. Transmigrasi.
Yang menjadi focus p
enyebab kepadatan penduduk Jakarta saat ini adalah adalah
Urbanisasi. Dimana, fakta berbicara bahwa penduduk kota Jakarta mayoritas
adalah para urban. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta 2010 mengatakan
bahwa jumlah penduduk Jakarta bertambah sebanyak 134.234 jiwa per tahun. Jika
tidak ada program dari pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan
penduduk, maka pada 2020 Jakarta akan menjadi lautan manusia.
Untuk itu, baik buat kita sekalian untuk mengerti arti dari
sebuah kota. Kota. Sangat sulit mendefinisikan kota secara umum, Pakar
Perkotaan Gino Germani pun sepakat dengan hal itu. Untuk dapat mendefinisikan
kota harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Misalnya Gino Germani, ia
mengatakan bahwa kota itu dapat dilihat dari dua sudut. Pertama demografis,
yaitu bahwa kota itu pasti dihuni oleh penduduk yang relative besar. Kedua
sosiologis, yaitu dilihat dari banyak aspek seperti hukum (Athena dan Sparta),
ekonomi (Pusat Industri) dan social (personal). Jika pendapat ini dihubungkan
dengan Jakarta, maka Jakarta dapat dikatakan sebagai akumulasi dari semua aspek
tersebut. Jakarta sebagai pusat ekonomi, social, budaya, hukum pemerintahan dan
juga politik. Jakarta menjadi pusat segala peradaban yang terjadi di Indonesia.
Semuanya ada di Jakarta. Masyarakat Indonesia memandang Jakarta sebagai tambang
emas, karena semuanya ada di Jakarta. Oleh karena itu banyak para urban
berbondong-bondong ke kota ini dengan tujuan dapat merubah kondisi perekonomian
di desa.
Pasti ada dampak dari suatu hal yang berlebihan begitu pula
overloadnya Jakarta. Kesesakan yang diakibatkan oleh berlebihannya pendduduk
Jakarta mengakibatkan:
· Sifat
Konsumtif
· Kekumuhan
kota
· Kemacetan
lalu lintas
· Kriminalitas
yang tinggi
· Struktur
kota yang berantakan
· isu Jakarta
tenggelam
· Banjir
· pelebaran
kota dengan tata kota yang tidak baik
· melonjaknya
sector informal terjadinya kemerosotan kota; dan
· pengembangan
industry yang menghasilkan limbah.
Dalam hal perbaikan, pemerintah Jakarta memang mengambil
langkah-langkah untuk membatasi urbanisasi. Pemerintah mengeluarkan peraturan
yang membatasi masuknya migran ke kota, dengan hanya mereka yang telah dijamin
pekerjaannya diijinkan untuk tinggal di kota, sementara petugas dari lembaga
ketertiban umum kota sering melakukan serangan terhadap warga ilegal.
Semua upaya untuk mengekang tingkat kelahiran di kota itu
akan menjadi tidak berarti jika kita tidak dapat membatasi urbanisasi. Untuk
mengatasi masalah ini, Jakarta tidak bisa bekerja sendiri karena masih ada
faktor yang mendorong urbanisasi dari berbagai daerah. Namun Semua masalah ini
hanya bisa dipecahkan jika ada kemauan politik dari pemerintah pusat untuk
menangani masalah mengurangi kesenjangan antara Jakarta dan provinsi-provinsi
lainnya. Sebagai akibatnya, para pembuat kebijakan kota perlu merevisi banyak
target pembangunan kota ini, termasuk penciptaan lapangan kerja, ketahanan
pangan, perumahan, kesehatan dan infrastruktur, sebagai peredam masalah pada
saat kotasudah mengalami kepadatan penduduk yang sangat menghawatirkan.
Mungkin
untuk mengurangi jumlah penduduk yang padat ini adalah dengan cara :
1. Kembali menggalakan program Keluarga Berencana (KB).
Selepas pemerintahan Suharto, KB nyaris tidak terdengar
lagi, padahal ini merupakan cara paling efektif menanggulangi pertambahan
penduduk yang paling nyata. Dengan dibantu aparat TNI, seharusnya pemerintah
“memaksa” seluruh penduduk Indonesia untuk ber KB, jangan pedulikan HAM dsb, karena
dengan 2 anak saja sudah lebih dari cukup.
2. Kembali
menggalakan program Transmigrasi.
Luas Indonesia sangat luas, banyak pulau belum terisi, untuk
Kalimantan dan Papua saja masih belum terjamah manusia. Pemerintah seharusnya
berani membuka jalan dan membangun kota kota kecil di Kalimantan atau Papua,
karena masih banyak sumber sumber alam melimpah ruah yang belum termanfaatkan.
3. Meningkatkan
pendidikan di Indonesia, minimal seluruh rakyat Indonesia lulusan S1.
Pendidikan, ini meruakan faktor yang cukup mempengaruhi
pertumbuhan penduduk. Di Jepang karena rata – rata pendidikan cukup tinggi,
maka mereka enggan mempunyai anak dan lebih berkonsetrasi pada karir masing
masing. Ini perlu dicontoh, saat ini pendidikan kita masih sangat buruk,
pemerintah harus berani membuat gebrakan yang luar biasa.
Besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat
terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan
tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke
negara lainnya.
Jadi, untuk
pencegahan hal diatas, maka dianjurkan kepada setiap mahasiswa untuk memiliki
hard skill, soft skill, dan kepekaan terhadap lingkungan masyarakat , sehingga
membentuk pribadi yang baik. Dengan demikian para sarjana akan dengan mudah
meiliki pekerjaan yang sepantasnya. Atau para sarjana yang belum memperoleh
pekerjaan , sebaiknya tidak menunggu untuk mendapat pekerjaan (tidak
menganggur) , dengan kata lain para sarjana dapat menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri dengan kemampuan yang dia miliki selama pendidikannya.dan
apabila ia telah mengembangkan usaha yang ia ciptakan,dia bisa juga mencari
para sarjana lainnya untukdipekerjakan.
No comments:
Post a Comment